Renungan Harian Jumat, 05 Mei 2023

Bacaan Pagi :Bacaan Sore :
1 Timotius 1 : 12-20Roma 7 : 19-25

Mazmur 147:7

“Bernyanyilah bagi TUHAN dengan nyanyian syukur, bermazmurlah bagi Allah kita dengan kecapi!”

Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974


Apakah kita senang menyanyi? Ada banyak pilihan lagu yang dapat kita nyanyikan sesuai kondisi saat itu sehingga memilih lagu seperti suasana hati, tapi saat kita ikuti ibadah Minggu di gereja, tentu lagu pujian dalam ibadah sesuai dengan rangkaian liturgis.Bernyanyi bagi TUHAN adalah bentuk pemujian dan penyembahan kepada TUHAN melalui nyanyian. Dalam menyanyi kita sedang mengekspresikan pujian dan penyembahan kita kepada TUHAN. Karenanya, bermazmur dan bernyanyi bagi Tuhan, serta memuji Tuhan harus menjadi gaya hidup kita. Memuji Tuhan adalah sesuatu yang baik, indah, dan layak. Bagaimana kita harus bernyanyi? Kita bernyanyi dengan ucapan syukur. Hal ini memiliki arti bahwa nyanyian kita harus benar-benar kita jiwai, yakini, dan secara tulus dinyanyikan. Tuhan ingin kita memuliakan-Nya dengan pujian yang lahir dari hati kita. Sebagai seorang ayah, suami, istri, teman, kita selalu bahagia ketika tahu anak, istri, suami, atau teman kita mengucapkan pujian atau rasa terima kasih dengan tulus dari hati mereka.


Alkitab tidak meminta kita untuk menyanyi bagus, tapi menyanyilah dengan nyanyian syukur. Ada orang yang sengaja datang telat ke ibadah sehingga melewatkan puji-pujian. Mereka berpikir bahwa mereka datang untuk yang paling utama yaitu firman Tuhan. Itu salah. Kita butuh prinsip untuk pikiran kita dan musik untuk hati kita. Kita perlu menyembah Tuhan. Musik menginspirasi dan menyegarkan kita. Musik dan penyembahan memiliki kuasa penyembuhan dan pemulihan.Ketika kita merasa tidak mau bergabung dalam penyembahan, itu berarti hati kita sedang dingin. Hati yang dingin itu butuh dipanaskan. Bisakah kita menyembah Tuhan di luar gereja? Bisa. Kita bisa menyembah di mana saja (kamar mandi, dapur, kamar, dan manapun juga).Sifat alami kita manusia adalah suka menunggu sampai doa kita dijawab, baru mereka memuji Tuhan. Tapi berkat sebenarnya dimulai dengan pujian. Saat kita memuji menyembah Tuhan, kita sedang menggelar karpet merah untuk kita datang kepada Tuhan dan sebaliknya.


Seberapa sering kita bernyanyi untuk Tuhan? Marilah kita menjadi umat-Nya yang suka bernyanyi, memuji, dan bermazmur bagi Tuhan. menyanyi untuk TUHAN menjadi gaya hidup kita, sebab Ia telah mengaruniakan keselamatan, menyembuhkan kita, mengenal kita secara pribadi. Karena itu, bernyanyilah untuk TUHAN setiap saat.