Renungan Harian Minggu, 12 November 2023

1 Tesalonika 5:1-11
“…Kami juga menasihati kamu, saudara-saudara, tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib, hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang…”

Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974


Saudara/i yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus, pernahkah kita mendengar perkataan bahwa menjadi seorang Kristen itu enak dan mudah sebab kita tidak perlu mencari keselamatan? Perkataan itu didasarkan kepada pemahaman bahwa keselamatan itu adalah anugerah. Namun, perkataan itu sering disalahartikan bahwa pada hakekatnya orang kristen tidak perlu melakukan apa-apa untuk memelihara dan menjaga keselamatan dirinya. Untuk itulah, Rasul Paulus menyinggung hal ini menjelang akhir suratnya, dimana ditengah pengharapan akan kedatangan Yesus untuk kedua kalinya, ia mengingatkan bahwa waktunya tidaklah terduga, yang kedatangannya seperti pencuri dimalam hari. Namun, orang percaya tidak akan merasa “kecurian” sebab mereka telah diselamatkan dan dipersiapkan oleh Tuhan. Dan sekalipun demikian, kita tetap disuruh harus waspada dan berjaga-jaga. Salah satu hal yang dapat kita lakukan adalah dengan saling menasehati dan membangun, jadi kita semua tetap dalam keadaan terjaga dan bukan malah tertidur, apalagi dalam keadaan mabuk.
Nasihat Rasul Paulus inilah yang menegaskan kepada kita bahwa memang keselamatan itu merupakan anugerah, akan tetapi keselamatan itu tentu harus kita pelihara layaknya seorang yang diberi hadiah pelita yang berjalan dalam kegelapan, dimana ia harus tetap menjaga api pelita agar tetap senantiasa menyala dan bersinar, itulah yang Paulus maksudkan sebagaimana dengan pengertian terjaga. Untuk itu, persekutuan orang percaya perlu memegang peranan penting dalam hal ini. Tak jarang orang yang percaya menjadi lemah dan lengah dalam memelihara iman keselamatannya yang telah dianugerahkan. Dengan demikian, peran kita sebagai saudara seiman dalam menegur, menasehati dan membangun jemaat itu sangat penting. Setiap orang memiliki tugas dan tanggung jawabnya terhadap yang lain, tidak egois dan tidak memikirkan dirinya sendiri, disaat ada yang terlena dengan situasi yang ada dan mulai ingin menjauhi persekutuan, sudah menjadi tugas kita dalam menegur dan memberinya nasehat agar dia tidak berbuat kesalahan dan dosa.
Untuk itu saudara/i mari kita saling menegur, mengingatkan dan menasehati dan bukan merasa diri kita jauh lebih baik dari orang lain, melainkan karena tugas dan tanggung jawab antar orang percaya, kita menjadi kuat dan tidak ragu dalam menegur dan menasehati saudara kita untuk tetap “Bangun!” dan tetap terjada imannya.
AMIN