Renungan Harian Minggu, 19 November 2023

Yakobus 1:22
“Tetapi hendaklah kamu pelaku firmandan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikiankamu menipu diri sendiri.”

Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974


MENJADI PELAKU FIRMAN
Pernahkah kita keluar dari rumah tanpa sadar baju yang kita pakai terbalik?Pada hal kita merasa bahwa kita sudah merasa bercermin atau berkaca sebelum berangkat keluar rumah. Hal itu sangat mungkin terjadi. Sekalipun kita merasa sudah bercermin atau berkaca, tetapi apabila kita bercermin atau berkaca hanya sebentar atau hanya numpang lewat maka sangat memungkinkan bisa ada yang salah dengan penampilan kita. Padahal cermin atau kaca dibuat justru untuk “memeriksa, meneliti, melihat” secara detail keadaan penampilan kita, karena tidak bisa melihat seluruh penampilan kita secara langsung tanpa bantuan cermin. Sehingga ketika cermin kitajadikan hanya untuk melihat sekilas, sebentar atau teergesa-gesa dan ternyata msih ditemukan ada yang salah dalam penampilan kita, disitulah justru cermin atau kaca menjadi idakberguna. Dan sebaliknya, ketika cermin atau kaca kita manfaatkan dengan sangat baik , maka bukan hanya penampilan kita yang menjadi baik tetapi cermin atau kaca pun menjadi tepat guna dan bermanfaat.
Illustrasi yang demikian juga yang diterangkan oleh Yakobus untuk menggambarkan Firman Tuhan. Firman Tuhan seumpama cermin atau kaca, yang sangat berguna untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran (2 Tim 3:16). Tetapi ada kalanya orang membuat Firman menjadi tidak tepat guna saat dia hanya dia hanya menjadi pendengar saja dan tidak melakukan Firman yang ia dengar. Ketika orang percaya mengandalkan Firman Allah dan melakukannya disitulah letak kebahagiaan orang percaya yang bisa diberikan dan di dapat dari dunia. Tetapi orang percaya yang berpegang pada Firman Allah akan mengasihi orang yang membencinya ( Mat 5:43-44 ). Dan ketika dia mengasihi dengan tulus orang yang membencinya, diditulah ia menjadi rang yang berbahagia karena dia tidak menjadi orang yang pemarah, dia tidak menanamkan dendam dalam hatinya. Andalkanlah Firman Tuhan menjadi senjata kita. Kita tetap bisa berbahagia tanpaturut terjatuh oleh dosa. Amin.