Renungan Harian Jumat, 20 Oktober 2023

Bacaan Pagi:Bacaan Sore:
2 Korintus :1-61 Petrus 1:8-9
Mazmur 111:10
"Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik. Puji-pujian kepada-Nya tetap untuk selamanya.."

Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

Hikmat itu membimbing manusia menjadi bijaksana. Hikmat adalah pemberian atau anugerah Tuhan yang memelihara hidup. Hanya dengan dekat Tuhan serta belajar firman Tuhan serta takut kepada Tuhan saja maka kita akan beroleh hikmat. Hikmat yang benar itu harus dimintakan kepada Allah sebagai pemiliknya.
Di dalam Alkitab, kita banyak menemukan kata hikmat sebagai sesuatu yang sangat penting dimiliki setiap orang.
Namun demikian sekarang ini kita harus waspada bahwa ada banyak hikmat yang bersifat duniawi yang mengandung pemikiran-pemikiran yang dangkal serta jauh dari bijaksana, yang hanya mementingkan kehidupan dunia yang sesaat.
Di sekitar kita banyak orang yang pintar dan cerdas yang hebat pendidikannya, yaitu para sarjana, master, doktor bahkan profesor tetapi bila melihat tindak tanduk mereka kita tahu bahwa mereka tidak bijaksana, jauh dari kebaikan tetapi malah melalukan hal-hal yang bertentangan dengan kasih. Apabila hikmat bukan dari Allah, pengetahuan bisa digunakan ke hal-hal yang tidak baik, seperti menciptakan alat-alat perang, senjata nuklir dan gas beracun pembunuh massal serta virus yang mematikan umat manusia. Itulah hikmat duniawi, artinya dengan memiliki ilmu dan pengetahuan yang tinggi tidak dengan sendirinya seseorang hidup sesuai kehendak Allah.

Oleh sebab itu yang harus kita miliki adalah hikmat Allah yang berdasarkan pada kasih karunia, sebagai mana tertulis di Amsal 8:12 Aku, hikmat, tinggal bersama-sama dengan kecerdasan, dan aku mendapat pengetahuan dan kebijaksanaan.
Apabila disertai hikmat Allah maka pengetahuan bisa dipergunakan untuk hal-hal yang baik, contohnya membuat obat-obatan dan alat kesehatan, serta memproduksi kebutuhan manusia untuk kesejahteraan.
Dengan kata lain, hikmat yang sejati itu berasal dari Tuhan, di mana dengan memilikinya manusia akan selalu menghadirkan hal-hal yang baik untuk kesejahteraan manusia, dan semuanya itu menjadi persembahan dan puji-pujian bagi nama Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati.