Renungan Harian Kamis, 08 Juni 2023

Bacaan Pagi:Bacaan Sore:
1 Rajaraja 2 : 1-2,3:-31 Tesalonika 5 : 2-22
Yohanes 6 : 35
"Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi."

Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

Orang yang percaya dan memiliki relasi dengan Tuhan maka hidupnya akan menemukan kepuasan dan tidak lagi mengalami kelaparan dan dahaga jiwa.Namun sebagai murid Kristus maka seringkali kita juga masih bergumul dan mencari kepuasan di tempat-tempat dan hal-hal yang salah. Ada yang mencari kepuasan jiwa di dalam kenikmatan makanan, kenikmatan seks, traveling, shopping dll. Ada juga yang mencari kepuasan jiwa melalui prestasi kerja atau study, kedudukan dan kekayaan. Jika hal-hal ini kita andalkan menjadi hal yang utama untuk mendapatkan kekenyangan dalam jiwa kita maka itu bisa menjadi berhala-berhala dalam jiwa Berkat yang baik bisa menjadi berhala yang jahat ketika kita menjadikan mereka sumber kepuasan hidup ini. Mereka bisa membelenggu dan menyeret kita untuk terus jatuh dalam dosa dan justru membuat kita merana.


Tuhan Yesus mengingatkan bahwa kalau kita menjadikan itu semua sebagai sumber pemuasan dahaga jiwa kita dan sumber ketenangan hidup maka berkat Tuhan itu bisa menjadi berhala yang jahat dan bisa menyiksa kita dengan berbagai-bagai duka. Kalau ada orang Kristen yang diberkati Tuhan dengan kekayaan namun tidak mencintai kekayaan tetapi menggunakan kekayaannya itu untuk pekerjaan Tuhan maka orang-orang itu adalah orang-orang yang berbahagia.


Orang yang berusaha untuk memenuhi kelaparan dan dahaga jiwanya di tempat-tempat yang salah maka tidak akan menemukan ketenangan dan peristirahatan. Hatinya akan terus dirundung kegelisahan dan keresahan sampai mereka menemukan sang roti hidup itu memuaskan mereka. Yesus Kristus adalah roti hidup dan jika kita datang pada Dia dan membuang berhala-berhala kita serta menjadikan Yesus sebagai Tuhan atas hidup kita maka Dia akan memuaskan jiwa kita dengan berkat-berkatNya, bahkan Dia memberikan hidup yang terpuaskan di dalam diriNya sendiri. Berita Injil mengajarkan kepada kita bahwa Yesus justru meninggalkan kenyamanan surge agar menyelamatkan kita orang berdosa, masakan kita mau memberhalakan kenyamanan.

Tuhan Yesus justru membatasi kuasaNya sebagai Allah dan turun sebagai manusia bahkan sebagai hamba yang terbatas masakan kita malah mengejar kuasa dan memberhalakan kuasa dalam hidup kita. Yesus justru rela dicela, disalibkan dan dibunuh sebagai penghujat serta diludahi demi menyelamatkan kita, masakan kita malah mencari pengakuan dan pujian dari orang lain untuk kepuasan jiwa kita. Injil seharusnya mengubah hidup kita supaya kita mendapatkan kepuasan bukan dalam berhala-berhala dunia, tetapi kita kembali kepada Kristus sang Roti Hidup. Roti hidup itu bukan hanya memberikan hidup yang kekal tetapi juga memberikan kepuasan dalam jiwa kita. Kita sudah diterima oleh Dia sebab itu mari kita bersukacita dan menemukan identitas kita dalam Kristus.