Renungan Harian Minggu, 04 Juni 2023

Kejadian 1 : 1-2 , 26-28

“…Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”

Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974


Bumi dan segala isinya di ciptakan oleh Allah, dari yang tidak ada bahan bakunya menjadi ada. Kita tidak menerima pemikiran yang mengatakan bahwa bumi dan segala isinya sudah ada dari sejak semula. Juga pemikiran yang mengatakan evolusi. Firman inilah yang menyatakan kepada kita bahwa bumi langit dan segala isinya, Allah sendiri yang menciptakan. Allah yang kita percayai sudah ada sebelum bumi ini tercipta, sebagaimana kita akui bahwa Dia adalah Alpha dan Omega yang tak bermula dan berakhir, Dia kekal selamalamanya. Allah yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya Dialah Allah yang kekal. Pada teks aslinya dalam kejadian 1, 1-2, Allah yang menciptakan langit dan segala isinya adalah Allah yang perkasa Allah dinamai Elohim hal ini menunjukkan bahwa Allah bekerja dalam menciptakan dalam kekuasaan dan kekuatan untuk menciptakan langit dan bumi dan segala isinya sesuai dengan firmanNya. Pengertian tentang Allah yang tidak bermula dan yang sudah ada dari sejak semula sebelum ada langit bumi dan segala isinya sama dengan apa yang disampaikan oleh Yohanes dalam Kitab Perjanjian Baru (Yoh.1, 1) Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Allah itu sudah ada dari sejak semula, yaitu Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus, dan tak terpisahkan.


Melalui penciptaan Allah akan dunia dan segala isinya ini adalah merupakan permulaan waktu dari segalagalanya. Hal ini hanya imanlah yang dapat mengerti awal dari segala penciptaan Allah. Tidak sanggup otak dan pikiran kita untuk mengartikan penciptaan Alah akan dunia ini. Sebab hanya Allahlah yang tahu akan segala rencana dan rancangannya akan penciptaan langit dan bumi dan segala isinya. Allah menciptakan langit bumi dan segala isinya sangat sempurna, dan tak ada yang hidup sendirisendiri, tetapi hidup secara sirklus. Manusia yang diciptakan Allah yang terakhir sebelum Dia beristrirahat. Sebagai orang percaya kepada Allah kita harus mengakui bahwa Allah yang menciptakan manusia, bukan seperti pendapat Darwin bahwa manusia berevolusi. Allah menciptakan manusia berbeda dari ciptaan yang lainnya, yaitu manusia memiliki akal budi, manusia diciptakan segambar dengan Allah dengan tujuan menjadikan manusia sebagai mitra kerja Allah untuk merawat segala ciptaan Allah yang lain. Yang menciptakan langit bumi dan segala isinya adalah Allah Tritunggal yang tidak bermula dan berakhir ( Alpha dan Omega), hendaklah manusia tunduk kepada tuhan Allah.


Allah menciptakan manusia lakilaki dan perempuan sebagai pasangan mitra kerja Allah. Tetapi sekarang kita menemukan hal yang aneh yaitu laki-laki dengan lakilaki dan perempuan dengan perempuan juga ada yang merusak kodratnya dilahirkan sebagai lakilaki tetapi di ubah menjadi perempuan hal itu adalah merupakan tinadakan pembrontakan kepada Allah karena manusia ingin mengubah dirinya dan menjadikan dirinya yang berkuasa atas dirinya, mereka lupa bahwa Tuhan menghendaki manusia berpasangan untuk melayani Tuhan dalam hidupnya dan nama Tuhan yang hendak dimuliakan. Untuk itu hindarilah perilaku penolakan akan hakekat diri dengan mengubah diri kita yang laki laki lakilakilah senantiasa demikian pula sebaliknya. Marilah kita memuliakan Tuhan senantiasa dalam hidup kita sebagai sang pencipta langit bumi dan segala isinya serta manusia hingga kedatangan Allah Anak Yesus Kristus datang ke dunia keduakalinya untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Amin!.