Renungan Harian Minggu, 20 Februari 2022

Bacaan Pagi:Bacaan Sore:
Lukas 6:27-37
6:27	"Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;
6:28	mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.
6:29	Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu.
6:30	Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu.
6:31	Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.
6:32	Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka.
6:33	Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian.
6:34	Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak.
6:35	Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.
6:36	Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."
6:37	"Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.

Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

utama ajaran iman Kristen adalah Hidup Mengasihi. Hukum Taurat sendiri berisikan 2 bagian ajaran yakni: Mengasihi Allah dan Mengasihi Manusia. Kasih terhadap Allah dijabarkan dalam kasih terhadap sesama manusia. Alkitab selalu menceritakan Kasih Allah yang begitu besar kepada manusia; walau pun terkadang Alkitab menceritakan murka Allah kepada manusia atas pelanggaran-pelanggarannya, sehingga Allah pernah berencana membinasakan manusia; tetapi cerita itu akan selalu berakhir pada kesediaan Allah untuk mengampuni karena KasihNya melebihi Murka-Nya.

Dalam PelayananNya selama di dunia Tuhan Yesus selalu menanamkan pengajaran tentang Kasih. Lukas 6: 27-37 ini adalah bagian dari khotbah Tuhan Yesus di bukit. Dalam Khotbah di Bukit itu Dia mengajarkan dasar dan petunjuk hidup secara Kristen. Hidup secara Kristen ialah hidup yang didasari oleh kasih. Mengasihi musuh adalah sesuatu yang harus dilakukan. Itulah cirri khusus yang dimiliki orang Kristen. Musuh yang dimaksudkan dalam nats renungan ini adalah orang-orang yang berada di luar diri kita selaku orang Kristen. Terutama orang-orang yang menindas pengikut-pengikut Yesus. Mengasihi yang dimaksudkan Yesus yaitu kerelaan berkorban untuk mengusahakan apa yang baik bagi musuh (orang yang berada di luar diri kita). Lebih lanjut praktek mengasihi itu adalah; sikap hati musuh yang membenci harus dibalas dengan berbuat baik pada mereka; kata cacian dan kutukan musuh haruslah dibalas dengan mengucapkan berkat bagi mereka; jika musuh melakukan tindakan kekerasan dan penindasan maka mereka haruslah didoakan. Lebih lanjut Tuhan Yesus menyatakan bahwa itulah perbedaan praktek kasih oleh orang Kristen dengan penganut agama lain. Mengasihi sahabat dan rekan satu keyakinan adalah hal yang biasa, sesuatu yang sangat umum; tetapi mengasihi Musuh atau orang-orang yang melakukan sesuatu yang buruk atas diri kita itu adalah sesuatu hal yang luarbiasa dan istimewa. Tujuan dari ajaran Kristus ini adalah Kesediaan Mengampuni. Pengikut Kristus harus bersedia mengampuni karena telah terlebih dahulu menerima pengampunan dari TUHAN.

Membalas kejahatan dengan kebaikan bukanlah sesuatu hal yang mudah dilakukan, tetapi itu harus diusahakan. Ketika suatu perbuatan jahat dibalas dengan kebaikan akan berkuranglah orang-orang yang berbuat jahat. Ketika kemarahan dibalas dengan keramahan maka permusuhan akan dapat diredam; damai dan ketenangan akan dirasakan. Amen.