Renungan Harian Minggu, 29 Oktober 2023

1 Tesalonika 2:1-8
“….Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.”

Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974


Kota Tesalonik adalah suatu kota pelabuhan yang ramai dikunjungi orang. Kota ini pernah merupakan ibu kota daerah daerah di Makedonia. Daerah ini sangat subur dengan pertanian bahkan juga di kota Tesalonik ada juga ditemukan bahan tambang seperti emas, perak besi, timah dll. Dengan banyaknya pengunjung yang keluar masuk kota Tessalonik membuat kota ini menjadi kota yang makmur, juga dengan banyaknya orang keluar masuk kota ini, maka menumbuhkan politeisme ( banyak tuhan ) yang disembah masyarakat Tesalonik. Tesalonik juga pernah di kuasai Romawi, mereka tunduk kepada Romawi, bahkan mereka tunduk menyembah Kaesar.
Pada saat situasi yang demikianlah Paulus datang untuk memberitakan Firman Tuhan kepada orang Tesalonik. Kedatangan Paulus memberitakn Firman Tuhan ke Tesalonik dipandang orang Tesalonik sebagai kata kata bohong kepada nereka. Walau pun mereka menganggap Paulus datang memberitakan Firman Tuhan sebagai berita bohong, tetapi Paulus tetap berjuang memberitakan Firman Tuhan kepada orang Tesalonik, apa yang diberitakan oleh Paulus benarbenar firman Tuhan, bukan dikarangkarang oleh Paulus tetapi benarbenar Firman Tuhan disaksikannya dan tidak untuk mengambil hormat bagi dirinya Paulus, tetapi Tuhanlah yang dimuliakannya. Paulus hendak membawa mereka menyembah Tuhan Allah dengan benar, bukan untuk membuat orang Tesalonik menjadi sesat. Penyembahan terhadap berhala itulah yang menyesatkan. Paulus bukan membawa ajaran yang sesat, melainkan ajaran yang benar. Paulus di dalam pemberitaan injil Tuhanlah yang melayakkannya bukan oleh dirinya jadi dia memberitakan injil tersebut penuh dengan tanggung jawab dan tidak untuk mencari pujian melainkan dirinya memberitakan injil tersebut atas panggilan Allah. Allah yang memanggil dan mengutus dirinya untuk memberitakan injil tersebut. Tuduhan orang Tesalonika terhadap diri Paulus diterima oleh Paulus sebagai perkenalan mereka atas diriNya. Dia tidak marah terhadap orang Tesalonik, dia sabar menerima semua tuduhan dan tudingan mereka, tetapi pemberitaan Firman Tuhan tetap dijalankan oleh Paulus.
Paulus dijadikan Allah menjadi pemberita injil bukan dirinya mengangkat sendiri, Paulus memberitakan injil itu kepada semua orang yang belum mengenal Kristus supaya setiap orang diselamatka. Bagi Paulus pendirian memberitakan injil sebagai tanggung jawab pribadinya kepada Tuhan sebab Tuhan sendiri yang menjadikan dirinya pemberita injil. Untuk itu dia tidak takut akan di aniaya bahkan dihujat oleh orang yang tidak menerima pemberitaannya. Tentang Firman Tuhan yang diberitakannya Tuhan sendiri yang membuatnya tumbuh dan berbuah. Amin!