Renungan Harian Rabu, 23 Februari 2022

Bacaan Pagi:Bacaan Sore:
Ibrani 6:1-8Yohanes 11-33-44
Kejadian 6:8
Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN.

Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

Beberapa penafsir berpendapat bahwa istilah “anak-anak Allah” mengacu pada orang-orang saleh, yang pada waktu itu menikah dengan perempuan dari keturunan orang-orang yang tidak beribadah. Dalam hal ini, para penafsir menekankan bahwa manusia telah melakukan penyelewengan terhadap Allah. Pernikahan yang berhakikatkan kesatuan dari Allah, kini menjadi persatuan dengan pihak yang melawan Allah. Di mata Allah, perbuatan manusia selain telah melampaui batas-batas tatanan yang diciptakan Allah , juga jahat , hingga Tuhan harus menyesal telah menjadikan manusia .

Dosa tidak hanya melanggar hukum-hukum Allah, tetapi juga mengesampingkan Allah. Dosa tidak berhenti setelah korban berjatuhan. Dosa merajalela, dengan buas mengacungkan tinju menantang Allah; juga menyarangkan belati ke tubuh sesama manusia. Keinginan menyamai Allah beriringan dengan keinginan merampas dan merusak karya-karya indah Allah juga.

Allah tidak membiarkan; Allah memutuskan untuk melakukan dua hal. Pertama, hidup manusia dibatasi. Usia manusia hanya 120 tahun saja . Kedua, akan ada penghukuman, sekaligus pemusnahan ! Allah bertindak demikian agar manusia mengetahui sekaligus mengingat dan menyadari bahwa otoritas tertinggi adalah Allah dan manusia itu fana belaka. Kedaulatan ada pada Allah, bukan manusia, karena itu Allah berdaulat untuk menghukum manusia. Kalaupun Allah memakai Nuh — karena hanya dia yang didapati tetap setia kepada Allah, itu semata-mata karena anugerah dan inisiatif Allah .