Renungan Harian Sabtu, 03 Juni 2023

Bacaan Pagi:Bacaan Sore:
Titus 3 : -22 Korintus 3 : 4-6
Kejadian 2 : 7
"ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup."

Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

Apakah anda pernah berpikir dan membayangkan tentang kematian anda sendiri? Apakah anda bisa menunda dan menghindari kematian tersebut? Ke mana anda setelah mati, apa yang akan anda alami selanjutnya? Kita semua sedang menanti saatnya dan semua pasti akan mati.


Manusia sesungguhnya hanya berasal dari tanah dan akan kembali menjadi debu tanah setelah kematiannya. Setiap orang hendaknya selalu mengingat hakekat darimana dia berasal. Dengan memahami dan merenungkannya, maka tidak perlu sombong dengan segala pencapaian dan benda yang kita miliki, karena sesungguhnya kita berasal dari debu tanah.


Masa pandemi Covid menjadi satu moment yang mengingatkan kita semua, bahwa dengan segala “kehebatan manusia modern”. Tak seorangpun dapat menghindari dari ancaman kematian oleh covid-19 saat itu.


Peristiwa ini membawa kita ke sebuah perenungan bagaimana rapuhnya tubuh, hidup, dan pemikiran manusia itu. Sudah bukan hal baru memang, namun bagaimana kira-kira kita bisa memaknai secara baru kerapuhan dan keterbatasan diri kita ini ketika diperhadapkan dengan keabadian dan ketidakterbatasan Allah. Jika memang pada hakikatnya manusia itu rapuh dan tidak abadi maka itulah manusia yang sebenarnya. Kerapuhan manusia bukanlah sebuah aib yang harus ditutup-tutupi, disembunyikan, dan tabu untuk dibicarakan. Sudah seharusnya kerapuhan manusia itu direngkuh, diterima, dipeluk, dan dirayakan dalam sebuah kesederhanaan hati yang berpasrah diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.