Renungan Harian Selasa, 08 Agustus 2023

Bacaan Pagi:Bacaan Sore:
Markus 6:30-44Yohanes 6:60-71
Yohanes 7:18
"Barangsiapa berkata-kata dari dirinya sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri, tetapi barangsiapa mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya, ia benar dan tidak ada ketidakbenaran padanya."

Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

Dalam ayat ini, terjadi pada masa hari perayaan Pondok Daun. Yesus pergi ke Yerusalem, kemudian masuk ke Bait Allah lalu mengajar dihadapan orang banyak. Bahwa ajaran-Nya bersifat ilahi: “Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku” (ayat 16). Bahwa dengan ini tampak bahwa Kristus, sebagai seorang Guru, tidak berkata-kata dari diri-Nya sendiri, sebab Dia tidak mencari hormat bagi diri-Nya sendiri.
Orang-orang yang mencari kehormatan sendiri selalu berkata-kata tentang diri mereka sendiri. Orang-orang yang berkata-kata dari Allah akan berbicara bagi Allah, dan demi kemuliaan-Nya. Orang-orang yang mengedepankan keinginan dan kepentingan mereka sendiri membuktikan bahwa mereka tidak diutus oleh Allah. Guru-guru yang diutus oleh Allah, dan hanya mereka ini saja, yang harus kita terima dan kita sambut. Baik tujuan ajaran-Nya maupun maksud perbuatan-Nya seluruhnya terarah untuk memuliakan Allah.
Ini merupakan bukti bahwa Dia benar, dan tidak ada kepalsuan dalam diri-Nya. Guru-guru palsu sungguh sangat fasik. Mereka berbuat tidak benar terhadap Allah yang nama-Nya mereka lecehkan, dan tidak benar terhadap jiwa-jiwa manusia yang mereka paksa untuk menerima ajaran mereka. Tidak ada lagi kepalsuan lain yang lebih fasik daripada perbuatan ini. Akan tetapi, Kristus memperlihatkan bahwa Dia benar, bahwa Dia benar-benar seperti apa yang telah dikatakan-Nya sendiri, bahwa tidak ada ketidakbenaran dalam diri-Nya, tidak ada kepalsuan di dalam ajaran-Nya dan tidak ada kekeliruan atau penipuan di dalam hubungan-Nya dengan kita.
Pada waktu kita mengajar tentang iman Kristen, atau mengabarkan Injil, apakah sumber pengajaran kita benar-benar berdasarkan Alkitab? Hati-hati agar kita tidak tergelincir pada penafsiran-penafsiran asal-asalan yang memutarbalikan kebenaran Allah.

Exit mobile version