Renungan Harian Selasa, 15 Februari 2022

Bacaan Pagi:Bacaan Sore:
Lukas 17:5-10Yohanes 10:1-10
1 Petrus 4:10
Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.

Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

Apakah kita sudah melakukan “Lompatan iman?” lompatan iman sesuai karunia yang Tuhan berikan pada kita? Hingga ada hal-hal besar dari semua bentuk layanan yang kita lakukan sesuai dengan rencana Tuhan. Lompatan Iman ini dapat terjadi karena hubungan pribadi dengan Kristus. Apa yang memotivasi kita untuk menjadi pelayan yang setia untuk Tuhan? Pelayanan kita bukan dari kemampuan dan kehebatan diri kita semata, karena pelayanan itu terjadi sesuai karunia yang kita peroleh dari kasih karunia Tuhan. Dengan rendah hati ia kita bersama menyadari bahwa hanya karena kesadaran kita menjawab ya. Tuhan yang melakukan sisanya. Sungguh, pernyataan itu menjadi pengingat yang luar biasa bahwa Tuhan tidak mengharuskan kita menjadi istimewa atau berbakat. Kita hanya perlu mengatakan ya, dan Tuhanlah yang melakukan sisanya.

Kata karunia adalah charisma, yang bisa diartikan kemampuan-kemampuan rohani yang diberikan Tuhan untuk memperlengkapi orang-orang percaya oleh karya Roh Kudus. Jadi setiap orang percaya, tanpa terkecuali, menerima karunia dari Tuhan. Karena itu tidak ada alasan bagi kita untuk tidak melayani Tuhan. Namun seringkali kita merasa tidak pantas, tidak layak, tidak mampu untuk melayani. Sama seperti tubuh jasmani kita terdiri atas banyak anggota dan tiap tiap a ggauta tubuh kita memiliki tugas masing-masing,demikian juga anggota-anggota tubuh Kristus berfungsi dalam panggilan dan karunia yang berbeda. Tuhan yang menentukan tujuan dan fungsi kita dan setiap bagian itu penting, tak ada bagian yang dapat memisahkan diri dari yang lain.

Kita telah diberi karunia atau kemampuan oleh Tuhan, maka apa pun bentuk pelayanan yang kita kerjakan, baik itu berkotbah, mengajar, menginjil, menyanyi, bernubuat dan sebagainya harus dengan karunia itu, bukan dengan kekuatan atau kepintaran kita sendiri. Apabila kita melayani tanpa karunia dari Tuhan, pelayanan kita akan sia-sia. Dan bila kita menyadari bahwa di dalam kita ada karunia dari Tuhan harus kita optimalkan. Apabila Tuhan menempatkan karuniaNya, itu tidak datang dan pergi, tetapi tinggal di dalam.

Karunia atau kuasa ini adalah perlengkapan yang dibutuhkan untuk memenuhi panggilan Tuhan atas diri kita masing-masing. Gereja tak akan berdiri teguh tanpa karunia-karunia ini, karena itu, layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.
Karunia yang ada pada kita adalah anugerah Tuhan, bukan milik kita, kita hanyalah pengurusnya; “Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-Cuma”.