Renungan Harian Selasa, 20 Juni 2023

Bacaan Pagi:Bacaan Sore:
1 Rajaraja 11 : 1-31 Korintus 10 : 23-26
Mazmur 116 : 7
“Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab TUHAN telah berbuat baik kepadamu."

Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

Seorang ibu rumah tangga yang memiliki tiga anak, berkata “saya tidak bisa merapikan rumah menjadi sebersih yang saya inginkan sebelum semua orang meninggalkan rumah di pagi hari dan sesampai mereka kembali ke rumah.” Ia begitu panik memikirkan ketidakmampuannya untuk menjadi sempurna, sehingga dokternya meresepkan obat anticemas untuknya
Bila seseorang bertanya pada lita saat ini, apa artinya membuat diri kita rileks? Apa jawaban yang kita miliki. Apakah rileks itu adalah sesuatu yang direncanakan akan dilakukan pada saat mendatang – pada saat liburan, ketika di tempat tidur, bila pensiun atau bila sudah menyelesaikan pekerjaan.


Bila jawabannya adalah itu, maka sadarilah bahwa selama ini hidup saudara hampir seluruhnya dipakai untuk mengalami sesuatu yang membuat tegang, merasa diserang, terburu-buru dan panik. Tapi tidak mengapa, diitengah budaya yang justru menyukai konflik dan sensasi, ketenangan bisa dibilang bagaikan seni yang hilang. Dalam hal berbeda misalnya, sering kali kita begitu cepat membalas kritik atau mengumumkan ketidaksukaan kita – khususnya saat kita berada di depan keyboard. Sayangnya, interaksi semacam itu akan kembali menghantui kita. Yang seharusnya kita lakukan adalah menenangkan diri. Semakin kita mampu tetap tenang, semakin ringan dan bahagialah kita.
Bersikap tenang tidak berarti bersikap sedingin es atau memendam emosi, melainkan melatih pengendalian diri agar kita bisa mendamaikan situasi, mencegah beban pikiran, sakit hati, rasa berat dan duka. Bersikap tenang berarti menolak menggigit “umpan” emosi dan memilih merespos dengan anggun dan elok
Saat kita merasa ada ketegangan yang meningkat, ingatkanlah dirimu dan katakan pada dirimu bahan refleksi kita hari ini yang diambil dari Mazmur 116:7 “Kembalilah tenang, hai jiwaku sebab Tuhan telah berbuat baik kepadamu”. Ingatlah ayat ini, dan bersikaplah lebih tenang sebelum melakukan tindakan apapun itu.
Ternyata, sikap demikian muncul karena dirinya merasa seakan ada gunung beban yang diarahkan ke kepalanya dan dituntut untuk membereskan dan membersihkan rumah– atau tugas-tugas rumah tangga lainnya! Padahal, semua itu tidak pernah ada. Kenyataannya, tak ada orang lain selain dirinya sendirilah yang menciptakan tekanan yang dialaminya.


Apakah kita termasuk penggemar Drakor? Yang setia mengikuti tiap episodenya? Pemeran watak. Ide cerita lingkungan setting drakor membuat kita sulit melepaskan satu episodenya. Drama membuat hidup lebih “berbumbu”, tetapi juga bisa sangat melelahkan. Lebih baik bersabar dan memupuk rasa tenang karena terbukti hanya Tuhan saja yang telah berbuat baik.

Exit mobile version