Renungan Harian Selasa, 7 Februari 2023

Bacaan Pagi:Bacaan Sore:
1 Korintus 8:7-131 Timotius 3:14-16
Yehezkiel 16:9
Aku membasuh engkau dengan air untuk membersihkan darahmu dari padamu dan Aku mengurapi engkau dengan minyak.

Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

Digambarkan dalam perikop ini bahwa Yerusalem ibarat bayi yang baru lahir tetapi tidak seorang pun menyayanginya, yang dibuang di ladang dan terlantar, yang kakinya menendang-nendang berlumuran darah, kemudian Tuhan lalu atau lewat dari situ dan mengambilnya dan membersihkannya, membuatnya hidup, mengurapinya dengan minyak dan merawatnya menjadi cantik sempurna, didandani dengan segala perhiasan hingga layak menjadi ratu. Bahkan dengan sumpah Tuhan mengadakan perjanjian bahwa Yerusalem adalah kepunyaan Tuhan Allah.

Dalam hal ini Yerusalem adalah personifikasi dari Bangsa Israel yang begitu dikasihi TUHAN sejak lahirnya. Tuhan mengingatkan bahwa Yerusalem yang berada di Tanah Kanaan yang sebelumnya adalah milik orang Amori dan orang Het itu telah diberikan Tuhan menjadi milik bangsa Israel. Akan tetapi penduduk Yerusalem atau lebih luas lagi, bangsa Israel seringkali melupakan kebaikan Tuhan kepada mereka, seolah-olah semua yang mereka miliki adalah karena kemampuan dan kehebatan mereka sendiri. Kehidupan rohani bangsa itu sangat labil, sebentar mereka bisa hidup taat dan setia, sebentar lagi sudah menjauh dari Tuhan dengan berlaku jahat dan menyembah Baal dan illah lainnya, hal yang paling menyakiti hati Tuhan. Sekalipun demikian perilaku bangsa Israel, karena sumpah dan belaskasih-Nya, Tuhan selalu mengampuni dan mengasihi umat-Nya itu ketika mereka datang kepada Tuhan untuk memohon pengampunan. Demikian jugalah kita orang-orang yang sudah terpanggil sebagai pengikut Kristus, sudah seharusnya selalu bersyukur dalam kesetiaan kepada Sang Juruselamat yang telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam terang Kristus. Seringkali aktivitas kehidupan kita sehari-hari menutup mata hati kita sehingga apa yang kita miliki, yaitu iman percaya kepada Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus tidak atau belum kita maknai sebagai sesuatu yang sangat berharga. Padahal tidak ada sesuatu apapun yang ada di dunia ini yang lebih bernilai daripada fakta bahwa kita milik Tuhan Allah yang akan mewarisi kehidupan yang kekal.