Renungan Harian Senin, 09 Oktober 2023

Bacaan Pagi:Bacaan Sore:
Ratapan 3:1-33Markus 3:6-12
1 Tesalonika 5:18
“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."

Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

Mengucap syukur adalah suatu keputusan dan pilihan yang bisa diambil. Dalam hidup ini, kita umat Kristen dihadapkan dengan dua pilihan, mengucap syukur atau menggerutu. Melalui 1 Tesalonika 5 ayat 18, Yesus mengajarkan anak-anak-Nya untuk menjadikan pengucapan syukur sebagai pilihan hidup.
Di sisi lain, pengucapan syukur juga menjadi bentuk kepercayaan kita kepada Tuhan. Ketika mengucap syukur, umat sudah percaya bahwa Tuhan Yesus akan bekerja secara luar biasa untuk kebaikan.
Buah sukacita didasari pada kebiasaan seseorang ketika bersyukur senantiasa. Karenanya, kita harus melatih diri untuk terus bersyukur, sehingga bersyukur bisa menjadi bagian dari hidup.
Mengucapkan syukur dalam segala hal adalah kehendak Tuhan bagi orang percaya. Banyak orang Kristen yang beranggapan bahwa mengucap syukur adalah perkara yang mudah karena tanpa modal apa pun, hanya lewat ucapan bibir kita. Namun kenyataannya mengucap syukur adalah perkara yang sulit kita lakukan. Jangankan dalam kondisi susah dan berbeban berat, saat segala sesuatu berjalan dengan baik dan normal pun ternyata kita sulit untuk mengucap syukur dan dengan sengaja kita melupakannya.
Banyak sekali ayat dalam firman Tuhan yang membahas tentang pengucapan syukur. Artinya hal pengucapan syukur adalah bagian penting dalam kehidupan orang percaya yang tidak boleh diabaikan dan disepelekan. Hati yang penuh ucapan syukur kepada Tuhan. Bila kita merenungkan kasih dan kebaikan Tuhan, sesungguhnya tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mengucap syukur kepadaNya, bahkan pengucapan syukur itu seharusnya seperti nafas hidup kita yang tak pernah berhenti untuk berhembus selama kita hidup. Namun seringkali ucapan syukur keluar dari mulut kita hanya saat kita menikmati dan mengalami hal-hal yang baik dari Tuhan. Ketika hal-hal yang tidak baik terjadi dan menimpa hidup kita, sulit sekali kita mengucap syukur kepada Tuhan, sebaliknya yang keluar dari bibir kita hanya ungkapan kekecewaan, kekesalan, keputusasaan, sungut-sungut, omelan dan bahkan kita berani menuduh dan menyalahkan Tuhan, seperti yang diperbuat oleh bangsa Israel.
Hal-hal yang baik atau buruk, keberhasilan atau kegagalan, sakit atau sehat, dalam kelimpahan atau kekurangan, suka atau duka, adalah warna-warni dalam kehidupan manusia. tetaplah mengucap syukur apa pun keadaannya. Mengucap syukur adalah perintah dan kehendak Tuhan yang harus kita taati.

Exit mobile version