Renungan Harian Senin, 12 Juni 2023

Bacaan Pagi:Bacaan Sore:
1 Rajaraja 5 : 7-10Yohanes 8 : 30-36
Wahyu 21 : 4
“Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."

Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

Pada tahun 1991, seorang gitaris terkenal asal Inggris, Eric Clapton, sangat berduka ketika putranya, Conor yang berusia empat tahun, tewas karena terjatuh dari jendela apartemennya. Sebagai sarana untuk menyalurkan dukacitanya, Clapton menulis syair lagu dengan nada kesedihan yang mendalam: “Tears in Heaven.” Tampaknya setiap nada dalam lagu itu mengandung kepedihan dan kehilangan yang hanya dapat dimengerti oleh orangtua yang pernah kehilangan anak. Namun yang mengejutkan, beberapa tahun kemudian dalam sebuah wawancara di televisi, Clapton mengatakan, “Dalam beberapa hal, lagu itu sebenarnya bukanlah lagu yang mengandung kesedihan, melainkan lagu yang penuh keyakinan. Ketika dikatakan bahwa tidak akan ada lagi air mata di surga, menurut saya itu adalah lagu optimisme, yaitu tentang pertemuan kembali.”


Pemikiran tentang reuni surgawi sungguh menguatkan. Bagi setiap orang yang telah mempercayai Kristus untuk mendapatkan keselamatan, ada pengharapan bahwa kelak kita akan dipersatukan kembali selamanya, di tempat dimana “Ia akan menghapus segala air mata dari mata kita, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis. Dan yang terpenting, disitulah kita akan “melihat wajah-Nya” dan tinggal bersama Kristus untuk selamanya.


Kalau kita mengalami kehilangan dan dukacita, ratap tangis dan perkabungan, alangkah menghibur bila kita mengetahui bahwa Kristus telah membeli sebuah rumah surgawi bagi kita yang di dalamnya tidak ada lagi ratap tangis! Ketika kita ada didunia ini, pastilah kita tidak akan pernah lepas dari yang namanya pergumulan, masalah, tekanan dan himpitan dan semuanya itu akan menimbulkan kesedihan, kekecewaan bahkan tangisan. Kita tidak dapat menghindari hal itu karena hidup kita dan masalah itu seperti rel kereta api yang selalu bersama-sama. Hari ini kita diajarkan, jangan takut, jangan putus asa. Masalah, pergumulan boleh terjadi dalam hidup kita. Tidak dapat kita hindari bahwa tangisan itu pasti ada, namun kita tidak boleh berlama-lama beredam dalam kesedihan itu. Bangkit kembali, terus maju sampai akhir karena kita yakin dan percaya bahwa setiap air mata kita akan diubah menjadi tarian dan sukacita yang besar di surga nanti.