Renungan Harian Senin, 23 Januari 2023

Bacaan Pagi:Bacaan Sore:
1 Korintus 3:5-8Lukas 1:46-56
Yosua 22:5
Hanya, lakukanlah dengan sangat setia perintah dan hukum, yang diperintahkan kepadamu oleh Musa, hamba TUHAN itu, yakni mengasihi TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, tetap mengikuti perintah-Nya, berpaut pada-Nya dan berbakti kepada-Nya dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu."

Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

Betapa senang Yosua, seperti hati seorang ayah melihat persaudaraan anak-anaknya. Mereka saling bantu berjuang agar seluruh suku memiliki warisan. Sayang saat ia mengutus pulang dua setengah suku ke timur Sungai Yordan setelah mereka membantu suku lain menduduki seluruh Kanaan di sebelah barat Sungai Yordan , tumbuh hubungan yang mengancam persatuan.

Kesatuan dihayati karena kesehatian, kerja sama, satu tubuh, dan saling memercayai. Sebaliknya perpecahan bahkan gosip, bisa mencetuskan perang saudara. Gosip mengancam persaudaraan sehingga hal yang paling baik, seperti ikatan janji setia sebagai satu umat, bisa berbalik menjadi perselisihan. Begitu mendengar suku Ruben, Gad dan setengah Manasye mendirikan mezbah lain tanpa izin, suku-suku lain mengaitkannya sebagai pemberontakan terhadap Allah. Kekuatiran tentang daya ikatan janji persaudaraan yang melawan kehendak Tuhan seperti yang sudah terjadi pada peristiwa Baal-Peor dan Akhan pun muncul. Tanpa pemeriksaan teliti, mereka pun mempersiapkan diri untuk maju dalam perang saudara. Mereka digerakkan oleh motivasi ingin jadi agen pembersihan mewakili Tuhan! Untung mereka masih mengirim utusan sebelum maju perang menghabisi saudara sendiri.

Ada dua sikap berbahaya mengancam kebutuhan umat Tuhan. Pertama, seperti sepuluh suku Israel, mereka begitu bersemangat menjaga kemurnian doktrin, liturgi, ritual, dsb. Mereka ambisius tanpa Kristus dan kebijaksanaan, sehingga langsung menghakimi orang lain yang tidak sama sebagai salah dan sesat. Kedua, mereka yang tidak terlalu memusingkan kemurnian apa pun, yang penting bersatu, kerja sama, maju dengan siapa pun dan dengan hanya berapa pun. Kedua sikap ini, sama-sama memecah kesatuan tubuh Yesus.