Renungan Harian Senin, 27 November 2023

Bacaan Pagi:Bacaan Sore:
Yesaya 43:251 Petrus 1:3-12
Yesaya 43:25
"Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu."

Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

Saudara/i yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus, ada sebuah cerita yang datang dari Amy Charmichael seorang wanita Irlandia yang sedang melayani di India selama 55 tahun dan termasuk penulis yang produktif. Dalam salah satu bukunya yang berjudul “If” tahun 1953, dimana ia menulis “Ya Aku memaafkan perbuatanmu, tetapi tidak dapat melupakannya.” Seolah-olah Allah, yang dua kali sehari membasuh semua pasir di semua pantai di seluruh muka bumi ini, tidak dapat membasuh ingatan buruk semacam itu dari pikiranku, maka aku tidak tahu tentang kasih Kalvari. Demikian tulisannya.
Kasih Kalvari menunjukkan adanya pengampunan Allah yang sangat luar biasa bagi umat manusia yang patut dibinasakan. Perhatikan teguran Allah melalui Yesaya bahwa umatNya telah memberati Tuhan dengan dosa, menyusahiNya dengan kesalahan (Ay.24). Sangat adil jika mereka sebenarnya harus dibinasakan. Akan tetapi, Tuhan berkenan menghapus dosa mereka dan tidak lagi mengingat-ngingatnya (Ay.25). Bukankah Tuhan Maha Pengingat? Dan tidak mungkin Dia lupa dengan pemberontakan yang dilakukan manusia, termasuk kita. Tetapi Dia tidak lagi “mengingat-ingat” yang menunjukkan bahwa Dia tidak akan mengungkit dosa dan pelanggaran yang kita perbuat agar kita tidak ditentang dan dihakimi olehNya.
Inilah saudara/i yang mau ditunjukkan dalam nats ini bahwa ada hal “mengampuni” yang kerap menjadi kendala bagi banyak orang. Dimana, ketika merasa disakiti, diperlakukan tidak adil, dirugikan dan bahkan kita dikhianati, tak jarang kita menyimpan amarah dan rasa dendam terhadap orang-orang yang menyakiti kita. Mungkin kita dengan mudah mengatakan, bahwa kita bersedia memaafkan mereka, tetapi dalam hati kita tidak. siapakah kita sebenarnya? Kita sebenarnya adalah orang-orang yang patut dimurkai oleh Allah karena perbuatan dosa dan kesalahan kita. Akan tetapi, Allah bersedia mengampuni kita dan melupakan dosa dan pelanggaran yang kita perbuat. Untuk itu saudara/i kita haruslah memiliki sikap dan rasa saling memaafkan dan mengampuni, sebab siapakah kita dihadapan Allah? Hanya seorang manusia lemah dihadapanNya, akan tetapi tetaplah kiranya kita senantiasa hidup dalam kasihNya dan tetap mengharapkan anugerah dan pertolonganNya ditengah kehidupan kita melalui pengampunan yang kita berikan bagi sesama kita.
AMIN.

Exit mobile version